Sering kali kita berpikir, bagaimana caranya agar kita bisa kaya secara materil dengan waktu cepat, tapi sedikit di antara kita tidak memikirkan arti kaya yang sebenarnya, kebiasaan kita sangat menentukan arah yang akan kita lalui, ini sedikit motivasi buat agan-agan sekalian yang semoga berguna buat yang membacanya:
1. Kebiasaan mengucap syukur
... Lihat Selengkapnya
Ini adalah kebiasaan istimewa yang bisa mengubah hidup selalu menjadi lebih baik. Bahkan agama mendorong kita bersyukur tidak saja untuk hal-hal yang baik, tapi juga dalam kesussahan dan hari-hari yang buruk. Ada rahasia besar di balik ucapan syukur yang sudah terbukti sepanjang sejarah. Hellen Keller yang buta dan tuli sejak usia dua tahun, telah menjadi orang yang terkenal dan dikagumi di seluruh dunia. Salah satu ucapannya yang banyak memotivasi orang adalah, “Aku bersyukur atas cacat-cacat ini, aku menemukan diriku, pekerjaanku dan Tuhanku”. Memang sulit untuk bersyukur, namun kita bisa belajar secara bertahap. Mulailah mensyukuri kehidupan, mensyukuri berkat, kesehatan, keluarga, sahabat, dan sebagainya. Lama kelamaan Anda bahkan bisa bersyukur atas kesusahan dan situasi yang buruk.
2. Kebiasaan berpikir positif
Hidup kita dibentuk oleh apa yang paling sering kita pikirkan. Kalau selalu berpikiran positif, kita cenderung menjadi pribadi yang yang positif. Ciri-ciri dari pikiran yang positif selalu mengarah kepada kebenaran, kebaikan, kasih sayang, harapan dan suka cita. Sering-seringlah memantau apa yang sedang Anda pikirkan. Kalau Anda terbenam dalam pikiran negatif, kendalikanlah segera ke arah yang positif. Jadikanlah berpikir positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif yang akan Anda alami.
3. Kebiasaan berempati
Kemampuan berhubungan dengan orang lain merupakan kelebihan yang dimiliki oleh banyak orang sukses. Dan salah satu unsur penting dalam berhubungan dengan orang lain adalah empati, kemampuan atau kepekaan untuk memandang dari sudut pandang orang lain. Orang yang empati bahkan bisa merasakan perasaan orang lain, mengerti keinginannya dan menangkap motif di balik sikap orang lain. Ini berlawanan sekali dengan sikap egois, yang justru menuntut diperhatikan dan dimengerti orang lain. Meskipun tidak semua orang mudah berempati, namun kita bisa belajar dengan membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan yang empatik. Misalnya, jadilah pendengar yang baik, belajarlah menempatkan diri pada posisi orang lain, belajarlah melakukan apa yang Anda ingin orang lain lakukan kepada Anda, dan sebagainya.
4. Kebiasaan mendahulukan yang penting
Pikirkanlah apa saja yang paling penting, dan dahulukanlah. Jangan biarkan hidup Anda terjebak dalam hal-hal yang tidak penting sementara hal-hal yang penting terabaikan. Mulailah memilah-milah mana yang penting dan mana yg tidak, kebiasaan mendahulukan yang penting akan membuat hidup Anda efektif dan produktif dan meningkatkan citra diri Anda secara signifikan.
5. Kebiasaan bertindak
Bila Anda sudah mempunyai pengetahuan, sudah mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan sudah mempunyai kesadaran mengenai apa yang harus dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah bertindak. Biasakan untuk mengahargai waktu, lawanlah rasa malas dengan bersikap aktif. Banyak orang yang gagal dalam hidup karena hanya mempunyai impian dan hanya mempunyai tujuan tapi tak mau melangkah.
6. Kebiasaan menabur benih
Prinsip tabur benih ini berlaku dalam kehidupan. Pada waktunya Anda akan menuai yang Anda tabur. Bayangkanlah, betapa kayanya hidup Anda bila Anda selalu menebar benih ‘kebaikan’. Tapi sebaliknya, betapa miskinnya Anda bila rajin menabur keburukan.
7. Kebiasaan hidup jujur
Tanpa kejujuran, kita tidak bisa menjadi pribadi yang utuh, bahkan bisa merusak harga diri dan masa depan Anda sendiri. Mulailah membiasakan diri bersikap jujur, tidak saja kepada diri sendiri tapi juga terhadap orang lain. Mulailah mengatakan kebenaran, meskipun mengandung resiko. Bila Anda berbohong, kendalikanlah kebohongan Anda sedikit demi sedikit.
Senin, 10 Mei 2010
Motivasi
Inspirasi,semangat,dan motivasi:
Kesepianmu mungkin berasal dari ketidak mampuanmu untuk mengatasi rintangan dan cobaan hidupmu...Tak ada satu manusia pun yang sanggup untuk hidup sendiri...setiap kali kita melangkah..pasti ada tujuan dan harapan yang ingin diwujudkan...cobalah untuk mengerti arti hidup dari yang lebih utama/penting seperti apa yang diajarkan agamamu kepadamu...tentang apa tujuan Tuhan menciptakan manusia???
dirimu bukan dirimu....
Kita hidup untuk berbagi dan belajar...menolong dan berusaha....mencinta dan dicintai....
sedikit share....aq juga sama kaya kamu...hidupku selalu membosankan...
Tapi aq tidak pernah mengeluh pada hidupku...
dipikiranku hanya ada kata "siapa aku ini" ???
setiap ada pertanyaan itu muncul dipikiranku...aku pasti dapat menjawabnya karena kini aku sudah menemukan jawabannya:
1. Aku ini manusia...mahkluk ciptaan ALLAH yang paling sempurna...
2. Kehadiranku didunia ini adalah untuk menjadi pelita,pelindung,penjaga bagi keluarga,sahabat,teman,dan semua orang didunia ini....
3.Tak ada kata menyerah dalam hidupku...
4.Tuhan tolong aku di setiap langkahku...
Coba motivasi dirimu dengan 4 hal yang aku lakukan ini...
ingatlah!!!! kesepian,kejenuhan, dan kesendirian sebenarnya terjadi karena kita sendirilah yang menjadi penyebabnya...
ikutilah setiap kegiatan-kegiatan positif yang ada di sekitarmu...seperti kegiatan olahraga,kegiatan rohani,dll...
Buatlah hatimu bangga akan dirimu....
jangan pernah menyerah pada hidup, tetap tersenyum, banggakanlah keluargamu...
dan jangan kecewakan aq sebagai motivator mu.....
Kesepianmu mungkin berasal dari ketidak mampuanmu untuk mengatasi rintangan dan cobaan hidupmu...Tak ada satu manusia pun yang sanggup untuk hidup sendiri...setiap kali kita melangkah..pasti ada tujuan dan harapan yang ingin diwujudkan...cobalah untuk mengerti arti hidup dari yang lebih utama/penting seperti apa yang diajarkan agamamu kepadamu...tentang apa tujuan Tuhan menciptakan manusia???
dirimu bukan dirimu....
Kita hidup untuk berbagi dan belajar...menolong dan berusaha....mencinta dan dicintai....
sedikit share....aq juga sama kaya kamu...hidupku selalu membosankan...
Tapi aq tidak pernah mengeluh pada hidupku...
dipikiranku hanya ada kata "siapa aku ini" ???
setiap ada pertanyaan itu muncul dipikiranku...aku pasti dapat menjawabnya karena kini aku sudah menemukan jawabannya:
1. Aku ini manusia...mahkluk ciptaan ALLAH yang paling sempurna...
2. Kehadiranku didunia ini adalah untuk menjadi pelita,pelindung,penjaga bagi keluarga,sahabat,teman,dan semua orang didunia ini....
3.Tak ada kata menyerah dalam hidupku...
4.Tuhan tolong aku di setiap langkahku...
Coba motivasi dirimu dengan 4 hal yang aku lakukan ini...
ingatlah!!!! kesepian,kejenuhan, dan kesendirian sebenarnya terjadi karena kita sendirilah yang menjadi penyebabnya...
ikutilah setiap kegiatan-kegiatan positif yang ada di sekitarmu...seperti kegiatan olahraga,kegiatan rohani,dll...
Buatlah hatimu bangga akan dirimu....
jangan pernah menyerah pada hidup, tetap tersenyum, banggakanlah keluargamu...
dan jangan kecewakan aq sebagai motivator mu.....
Memohon Nafkah
Fadlan datang kepada seorang kyai di kampungnya. Ia merasa bingung. Sudah banyak cara telah ia tempuh, namun rezeki masih tetap sulit ia cari.
Kata orang, rezeki itu bisa datang sendiri, apalagi kalau sudah menikah. Buktinya, sudah 3 tahun ia menikah dan dikarunia dua orang anak, ia masih tetap hidup luntang-lantung tak menentu.
Benar, keluarganya tidak pernah kelaparan sebab tidak ada makanan. Namun kalau terus-terusan hidup kepepet dan tidak punya pekerjaan, rasanya tidak ada kebanggaan diri.
Ia pun datang kepada Kyai Ahmad untuk minta sumbang saran. Kalau boleh sekaligus minta do’a dan pekerjaan darinya. Terus terang, ia sendiri kagum dengan sosok Kyai Ahmad yang amat bersahaja. Tidak banyak yang ia kerjakan, namun dengan anak 9 orang, sepertinya mustahil bila ia tidak pusing memikirkan nafkah keluarga. Tapi nyatanya, sampai sekarang Kyai Ahmad tetap sumringah di mata Fadlan. Tidak pernah ia lihat Kyai Ahmad bermuka muram seperti dirinya. Makanya hari itu, Fadlan datang untuk meminta nasehat kyai tersebut.
“Hidup ini adalah adegan. Kita hanya wayang, sementara dalangnya adalah Gusti Allah! Jadi, manusia itu hidup karena disuruh ‘manggung’ oleh Dalangnya!” Kyai Ahmad membuka penjelasan dengan sebuah ilustrasi ringan.
“Gak mungkin… kalau wayang itu manggung sendiri. Pasti, ia dimainkan oleh Dalang. Sementara selama di panggung, pasti Dalang akan memperhatikan nasib wayang itu! Begitu juga manusia… gak mungkin dia hidup di dunia, tanpa diperhatikan segala kebutuhannya oleh Gusti Allah! Sudah paham belum kamu, Fadhlan?!” Kyai Ahmad mengakhiri penjelasannya dengan sebuah pertanyaan.
“Tapi pak kyai…, kalau Gusti Allah benar menjamin hidup hamba-Nya… kenapa hidup saya seperti sia-sia begini ya… nyari nafkah saja kok susah!” Fadlan menyampaikan keluhnya.
“Oh… itu karena kamu belum datang kepada Gusti Allah. Kalau kamu datang kepada Gusti Allah, hidupmu gak bakal sia-sia!” Kyai Ahmad menambahkan.
Fadhlan belum mengerti betul apa maksud sebenarnya dari kata ‘datang kepada Allah’, ia pun menanyakan gambaran kongkrit tentang hal itu kepada Kyai Ahmad.
Dengan santai Kyai Ahmad menjelaskan, “Fadlan..., semua masalah di dunia ini bakal selesai asal kita datang kepada Allah. Banyak di dunia ini orang yang bermasalah, punya hutang segunung, rezeki sulit, ditimpa berbagai macam penyakit, kemiskinan, kelaparan dan lain-lain... Itu disebabkan karena mereka tidak datang kepada Allah. Kalau saja mereka datang kepada Allah, maka segala masalah mereka terselesaikan!”
“Apakah hanya sesederhana itu, pak Kyai?” Fadlan bertanya dengan nada penasaran. “Ya, hanya sesederhana itu!” Pak kyai menegaskan.
Pak Kyai bercerita, “Pernah terjadi di Rusia di sebuah negeri yang terkenal atheis, seorang pria pergi ke tukang cukur. Saat rambutnya dicukur, ia terserang kantuk. Kepalanya mulai mengangguk-angguk karena kantuk. Tukang cukur merasa kesal, namun untuk membangunkan pelanggannya, si tukang cukur mulai bicara:
‘Pak, apakah bapak termasuk orang yang percaya tentang adanya Tuhan?’ Pelanggan menjawab, ‘Ya, saya percaya adanya Tuhan!’ Agar pembicaraan tak terhenti, si tukang cukur menimpali, ‘Saya termasuk orang yang tidak percaya kepada Tuhan!’ ‘Apa alasanmu?’ pelanggan melempar tanya.
‘Kalau benar di dunia ini ada Tuhan, dan sifat-Nya adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, menurut saya tidak mungkin di dunia ada orang yang punya banyak masalah, terlilit hutang, terserang penyakit, kelaparan, kemiskinan dan lain-lain. Ini khan bukti sederhana bahwa di dunia ini tidak ada Tuhan!’ tukang cukur berbicara dengan cukup lantang.
Si pelanggan terdiam. Dalam hati, ia berpikir keras mencari jawaban. Namun sayang, sampai cukuran selesai pun ia tetap tidak menemukan jawaban. Maka pembicaraan pun terhenti. Sementara si tukang cukur tersenyum sinis, seolah ia telah memenangkan perdebatan.
Akhirnya, saat cukuran itu selesai, si pelanggan bangkit dari kursi dan ia berikan ongkos yang cukup atas jasa cukuran. Tak lupa, ia berterima kasih dan pamit untuk meninggalkan tempat. Namun dalam langkahnya, ia masih tetap mencari jawaban atas perdebatan kecil yang baru ia jalani.
Saat berdiri di depan pintu barber shop, ia tarik tungkai pintu kemudian hendak melangkahkan kakinya keluar.... saat itu Allah Swt mengirimkan jawaban padanya.
Matanya tertumbuk pada seorang pria gila yang berparas awur-awuran. Rambut panjang tak terurus, janggut lebat berantakan.
Demi melihat hal sedemikian, pintu barber shop yang tadi telah ia buka maka ditutup kembali. Ia pun datang lagi kepada tukang cukur dan berkata, ‘Pak, menurut saya yang tidak ada di dunia ini adalah TUKANG CUKUR!’ Merasa aneh dengan pernyataan itu, tukang cukur balik bertanya, ‘Bagaimana bisa Anda berkata demikian. Padahal baru saja rambut Anda saya pangkas!’
‘Begini pak, di jalan saya dapati ada orang yang kurang waras. Rambutnya panjang tak terurus, janggutnya pun lebat berantakan. Kalau benar di dunia ini ada tukang cukur, rasanya tidak mungkin ada pria yang berperawakan seperti itu!’ si pelanggan menyampaikan penjelasannya.
Tukang cukur tersenyum, sejenak kemudian dengan enteng ia berkata, ‘Pak... bukan Tukang Cukur yang tidak ada di dunia ini. Masalah sebenarnya adalah pria gila yang Anda ceritakan tidak mau hadir dan datang ke sini, ke tempat saya... Andai dia datang, maka rambut dan janggutnya akan saya rapihkan sehingga ia tidak berperawakan sedemikian!’
Tiba-tiba si pelanggan meledakkan suara, ‘Naaaahhhh.... itu dia jawabannya. Rupanya Anda juga telah menemukan jawaban dari pertanyaan yang Anda lontarkan!’ ‘Apa maksudmu?’ si tukang cukur tidak mengerti dengan pernyataan pelanggannya.
‘Anda khan bilang bahwa di dunia ini banyak manusia yang punya masalah. Kalau saja mereka datang kepada Tuhan, pastilah masalah mereka akan terselesaikan. Persis sama kejadiannya bila pria gila tadi datang kemari dan mencukurkan rambutnya kepada Anda!’”
Kyai Ahmad mengakhiri kisah yang ia sampaikan. Terlihat Fadlan menganggukkan kepala tanda mengerti.
“Jadi..., kamu hanya tinggal memohon saja apa yang kamu inginkan kepada Allah Swt., pasti Allah bakal berikan apa yang kamu pinta!” Kyai Ahmad berkata memberi garansi.
Fadlan sudah mulai yakin, tapi ia masih mengejar dengan satu pertanyaan, “Pak Kyai, saya sudah niat untuk datang dan semakin mengakrabkan diri kepada Allah. Tapi bagaimana caranya ya pak Kyai agar saya bisa memohon nafkah yang cukup kepada Allah?”
Kemudian Pak Kyai membacakan ayat dalam Al Qur’an:
“Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup, dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)". QS. 3 : 26-27
“Bacalah ayat itu sesering mungkin dan perbanyak doa memohon nafkah serta rezeki yang halal dari Allah Swt. Yakinlah bahwa Allah Swt akan senantiasa menjamin penghidupanmu dan keluarga!” Kyai Ahmad mengakhiri pembicaraan dengan memberi pesan.
Usai pembicaraan dengan Kyai Ahmad, Fadlan merasa yakin bila dirinya hendak mencari nafkah, maka cara termudah yang dapat ia kerjakan hanyalah dengan ‘Datang dan Memohon kepada Pemilik Nafkah!’
Fadlan telah meyakini hal ini. Bagaimana dengan Anda?
www.kaunee.com
Kata orang, rezeki itu bisa datang sendiri, apalagi kalau sudah menikah. Buktinya, sudah 3 tahun ia menikah dan dikarunia dua orang anak, ia masih tetap hidup luntang-lantung tak menentu.
Benar, keluarganya tidak pernah kelaparan sebab tidak ada makanan. Namun kalau terus-terusan hidup kepepet dan tidak punya pekerjaan, rasanya tidak ada kebanggaan diri.
Ia pun datang kepada Kyai Ahmad untuk minta sumbang saran. Kalau boleh sekaligus minta do’a dan pekerjaan darinya. Terus terang, ia sendiri kagum dengan sosok Kyai Ahmad yang amat bersahaja. Tidak banyak yang ia kerjakan, namun dengan anak 9 orang, sepertinya mustahil bila ia tidak pusing memikirkan nafkah keluarga. Tapi nyatanya, sampai sekarang Kyai Ahmad tetap sumringah di mata Fadlan. Tidak pernah ia lihat Kyai Ahmad bermuka muram seperti dirinya. Makanya hari itu, Fadlan datang untuk meminta nasehat kyai tersebut.
“Hidup ini adalah adegan. Kita hanya wayang, sementara dalangnya adalah Gusti Allah! Jadi, manusia itu hidup karena disuruh ‘manggung’ oleh Dalangnya!” Kyai Ahmad membuka penjelasan dengan sebuah ilustrasi ringan.
“Gak mungkin… kalau wayang itu manggung sendiri. Pasti, ia dimainkan oleh Dalang. Sementara selama di panggung, pasti Dalang akan memperhatikan nasib wayang itu! Begitu juga manusia… gak mungkin dia hidup di dunia, tanpa diperhatikan segala kebutuhannya oleh Gusti Allah! Sudah paham belum kamu, Fadhlan?!” Kyai Ahmad mengakhiri penjelasannya dengan sebuah pertanyaan.
“Tapi pak kyai…, kalau Gusti Allah benar menjamin hidup hamba-Nya… kenapa hidup saya seperti sia-sia begini ya… nyari nafkah saja kok susah!” Fadlan menyampaikan keluhnya.
“Oh… itu karena kamu belum datang kepada Gusti Allah. Kalau kamu datang kepada Gusti Allah, hidupmu gak bakal sia-sia!” Kyai Ahmad menambahkan.
Fadhlan belum mengerti betul apa maksud sebenarnya dari kata ‘datang kepada Allah’, ia pun menanyakan gambaran kongkrit tentang hal itu kepada Kyai Ahmad.
Dengan santai Kyai Ahmad menjelaskan, “Fadlan..., semua masalah di dunia ini bakal selesai asal kita datang kepada Allah. Banyak di dunia ini orang yang bermasalah, punya hutang segunung, rezeki sulit, ditimpa berbagai macam penyakit, kemiskinan, kelaparan dan lain-lain... Itu disebabkan karena mereka tidak datang kepada Allah. Kalau saja mereka datang kepada Allah, maka segala masalah mereka terselesaikan!”
“Apakah hanya sesederhana itu, pak Kyai?” Fadlan bertanya dengan nada penasaran. “Ya, hanya sesederhana itu!” Pak kyai menegaskan.
Pak Kyai bercerita, “Pernah terjadi di Rusia di sebuah negeri yang terkenal atheis, seorang pria pergi ke tukang cukur. Saat rambutnya dicukur, ia terserang kantuk. Kepalanya mulai mengangguk-angguk karena kantuk. Tukang cukur merasa kesal, namun untuk membangunkan pelanggannya, si tukang cukur mulai bicara:
‘Pak, apakah bapak termasuk orang yang percaya tentang adanya Tuhan?’ Pelanggan menjawab, ‘Ya, saya percaya adanya Tuhan!’ Agar pembicaraan tak terhenti, si tukang cukur menimpali, ‘Saya termasuk orang yang tidak percaya kepada Tuhan!’ ‘Apa alasanmu?’ pelanggan melempar tanya.
‘Kalau benar di dunia ini ada Tuhan, dan sifat-Nya adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, menurut saya tidak mungkin di dunia ada orang yang punya banyak masalah, terlilit hutang, terserang penyakit, kelaparan, kemiskinan dan lain-lain. Ini khan bukti sederhana bahwa di dunia ini tidak ada Tuhan!’ tukang cukur berbicara dengan cukup lantang.
Si pelanggan terdiam. Dalam hati, ia berpikir keras mencari jawaban. Namun sayang, sampai cukuran selesai pun ia tetap tidak menemukan jawaban. Maka pembicaraan pun terhenti. Sementara si tukang cukur tersenyum sinis, seolah ia telah memenangkan perdebatan.
Akhirnya, saat cukuran itu selesai, si pelanggan bangkit dari kursi dan ia berikan ongkos yang cukup atas jasa cukuran. Tak lupa, ia berterima kasih dan pamit untuk meninggalkan tempat. Namun dalam langkahnya, ia masih tetap mencari jawaban atas perdebatan kecil yang baru ia jalani.
Saat berdiri di depan pintu barber shop, ia tarik tungkai pintu kemudian hendak melangkahkan kakinya keluar.... saat itu Allah Swt mengirimkan jawaban padanya.
Matanya tertumbuk pada seorang pria gila yang berparas awur-awuran. Rambut panjang tak terurus, janggut lebat berantakan.
Demi melihat hal sedemikian, pintu barber shop yang tadi telah ia buka maka ditutup kembali. Ia pun datang lagi kepada tukang cukur dan berkata, ‘Pak, menurut saya yang tidak ada di dunia ini adalah TUKANG CUKUR!’ Merasa aneh dengan pernyataan itu, tukang cukur balik bertanya, ‘Bagaimana bisa Anda berkata demikian. Padahal baru saja rambut Anda saya pangkas!’
‘Begini pak, di jalan saya dapati ada orang yang kurang waras. Rambutnya panjang tak terurus, janggutnya pun lebat berantakan. Kalau benar di dunia ini ada tukang cukur, rasanya tidak mungkin ada pria yang berperawakan seperti itu!’ si pelanggan menyampaikan penjelasannya.
Tukang cukur tersenyum, sejenak kemudian dengan enteng ia berkata, ‘Pak... bukan Tukang Cukur yang tidak ada di dunia ini. Masalah sebenarnya adalah pria gila yang Anda ceritakan tidak mau hadir dan datang ke sini, ke tempat saya... Andai dia datang, maka rambut dan janggutnya akan saya rapihkan sehingga ia tidak berperawakan sedemikian!’
Tiba-tiba si pelanggan meledakkan suara, ‘Naaaahhhh.... itu dia jawabannya. Rupanya Anda juga telah menemukan jawaban dari pertanyaan yang Anda lontarkan!’ ‘Apa maksudmu?’ si tukang cukur tidak mengerti dengan pernyataan pelanggannya.
‘Anda khan bilang bahwa di dunia ini banyak manusia yang punya masalah. Kalau saja mereka datang kepada Tuhan, pastilah masalah mereka akan terselesaikan. Persis sama kejadiannya bila pria gila tadi datang kemari dan mencukurkan rambutnya kepada Anda!’”
Kyai Ahmad mengakhiri kisah yang ia sampaikan. Terlihat Fadlan menganggukkan kepala tanda mengerti.
“Jadi..., kamu hanya tinggal memohon saja apa yang kamu inginkan kepada Allah Swt., pasti Allah bakal berikan apa yang kamu pinta!” Kyai Ahmad berkata memberi garansi.
Fadlan sudah mulai yakin, tapi ia masih mengejar dengan satu pertanyaan, “Pak Kyai, saya sudah niat untuk datang dan semakin mengakrabkan diri kepada Allah. Tapi bagaimana caranya ya pak Kyai agar saya bisa memohon nafkah yang cukup kepada Allah?”
Kemudian Pak Kyai membacakan ayat dalam Al Qur’an:
“Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup, dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)". QS. 3 : 26-27
“Bacalah ayat itu sesering mungkin dan perbanyak doa memohon nafkah serta rezeki yang halal dari Allah Swt. Yakinlah bahwa Allah Swt akan senantiasa menjamin penghidupanmu dan keluarga!” Kyai Ahmad mengakhiri pembicaraan dengan memberi pesan.
Usai pembicaraan dengan Kyai Ahmad, Fadlan merasa yakin bila dirinya hendak mencari nafkah, maka cara termudah yang dapat ia kerjakan hanyalah dengan ‘Datang dan Memohon kepada Pemilik Nafkah!’
Fadlan telah meyakini hal ini. Bagaimana dengan Anda?
www.kaunee.com
Doa Seorang Ibu
Doa yang kupanjatkan ketika aku masih gadis:
“Ya Alloh beri aku calon suami yang baik, yang sholih. Beri aku suami
yang dapat kujadikan imam dalam keluargaku.”
Doa yang kupanjatkan ketika selesai menikah:
“Ya Alloh beri aku anak yang sholih dan sholihah, agar mereka dapat
mendoakanku ketika nanti aku mati dan menjadi salah satu amalanku
yang tidak pernah putus.”
Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku lahir:
“Ya Alloh beri aku kesempatan menyekolahkan mereka di sekolah Islami
yang baik meskipun mahal, beri aku rizki untuk itu ya Alloh….”
Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku sudah mulai sekolah:
“Ya Alloh….. jadikan dia murid yang baik sehingga dia dapat bermoral
Islami, agar dia bisa khatam Al Quran pada usia muda.”
Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku sudah beranjak remaja:
“Ya Alloh jadikan anakku bukan pengikut arus modernisasi yg mengkhawatirkanku.
Ya Alloh aku tidak ingin ia mengumbar auratnya, karena dia ibarat buah yang
sedang ranum.”
Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku menjadi dewasa:
“Ya Alloh entengkan jodohnya, berilah jodoh yang sholih pada mereka,
yang bibit, bebet, bobotnya baik dan sesuai setara dengan keluarga
kami.”
Doa yang kupanjatkan ketika anakku menikah:
“Ya Alloh jangan kau putuskan tali ibu & anak ini, aku takut kehilangan
perhatiannya dan takut kehilangan dia karena dia akan ikut suaminya.”
Doa yang kupanjatkan ketika anakku akan melahirkan:
“Ya Alloh mudah-mudahan cucuku lahir dengan selamat. Aku inginkan nama
pemberianku pada cucuku, karena aku ingin memanjangkan teritoria
wibawaku sebagai ibu dari ibunya cucuku.”
Ketika kupanjatkan doa-doa itu, aku membayangkan Alloh tersenyum
dan berkata….. :
“Engkau ingin suami yang baik dan sholih sudahkah engkau sendiri baik
dan sholihah?, Engkau ingin suamimu jadi imam, akankah engkau jadi makmum yang baik?”
“Engkau ingin anak yang sholihah, sudahkah itu ada padamu dan pada
suamimu. Jangan egois begitu…… .. masak engkau ingin anak yang sholihah
hanya karena engkau ingin mereka mendoakanmu. …tentu mereka menjadi
sholihah utama karena-Ku, karena aturan yang mereka ikuti haruslah
aturan-Ku.”
“Engkau ingin menyekolahkan anakmu di sekolah Islam, karena apa?……
prestige? …….. atau….mode? ….atau engkau tidak mau direpotkan
dengan mendidik Islam padanya? engkau juga harus belajar, engkau juga
harus bermoral Islami, engkau juga harus membaca Al Quran dan berusaha
mengkhatamkannya. ”
“Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tidak menebarkan pesonanya dengan
mengumbar aurat, kalau engkau sebagai ibunya jengah untuk menutup aurat?
Sementara engkau tahu Aku wajibkan itu untuk keselamatan dan kehormatan
umat-Ku.”
“Engkau bicara bibit, bebet, bobot untuk calon menantumu, seolah engkau
tidak percaya ayat 3 & 26 surat An Nuur dalam Al Quran-Ku. Percayalah
kalau anakmu adalah anak yang sholihah maka yang sepadanlah yang dia
akan dapatkan.”
“Engkau hanya mengandung, melahirkan dan menyusui anakmu. Aku yang
memiliki dia saja, Aku bebaskan dia dengan kehendaknya. Aku tetap
mencintainya, meskipun dia berpaling dari-Ku, bahkan ketika dia
melupakan-Ku. Aku tetap mencintainya. .. ”
“Anakmu adalah amanahmu, cucumu adalah amanah dari anakmu, berilah
kebebasan untuk melepaskan busur anak panahnya sendiri yang menjadi
amanahnya.”
Lantas…… aku malu…… dengan imajinasi do’a-ku sendiri….
Aku malu akan tuntutanku kepada-NYA.. …..
Astaghfirullah hal adziim.....Maafkan aku ya Alloh……
kisah dikirim oleh Robert Xu Jiantou
“Ya Alloh beri aku calon suami yang baik, yang sholih. Beri aku suami
yang dapat kujadikan imam dalam keluargaku.”
Doa yang kupanjatkan ketika selesai menikah:
“Ya Alloh beri aku anak yang sholih dan sholihah, agar mereka dapat
mendoakanku ketika nanti aku mati dan menjadi salah satu amalanku
yang tidak pernah putus.”
Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku lahir:
“Ya Alloh beri aku kesempatan menyekolahkan mereka di sekolah Islami
yang baik meskipun mahal, beri aku rizki untuk itu ya Alloh….”
Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku sudah mulai sekolah:
“Ya Alloh….. jadikan dia murid yang baik sehingga dia dapat bermoral
Islami, agar dia bisa khatam Al Quran pada usia muda.”
Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku sudah beranjak remaja:
“Ya Alloh jadikan anakku bukan pengikut arus modernisasi yg mengkhawatirkanku.
Ya Alloh aku tidak ingin ia mengumbar auratnya, karena dia ibarat buah yang
sedang ranum.”
Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku menjadi dewasa:
“Ya Alloh entengkan jodohnya, berilah jodoh yang sholih pada mereka,
yang bibit, bebet, bobotnya baik dan sesuai setara dengan keluarga
kami.”
Doa yang kupanjatkan ketika anakku menikah:
“Ya Alloh jangan kau putuskan tali ibu & anak ini, aku takut kehilangan
perhatiannya dan takut kehilangan dia karena dia akan ikut suaminya.”
Doa yang kupanjatkan ketika anakku akan melahirkan:
“Ya Alloh mudah-mudahan cucuku lahir dengan selamat. Aku inginkan nama
pemberianku pada cucuku, karena aku ingin memanjangkan teritoria
wibawaku sebagai ibu dari ibunya cucuku.”
Ketika kupanjatkan doa-doa itu, aku membayangkan Alloh tersenyum
dan berkata….. :
“Engkau ingin suami yang baik dan sholih sudahkah engkau sendiri baik
dan sholihah?, Engkau ingin suamimu jadi imam, akankah engkau jadi makmum yang baik?”
“Engkau ingin anak yang sholihah, sudahkah itu ada padamu dan pada
suamimu. Jangan egois begitu…… .. masak engkau ingin anak yang sholihah
hanya karena engkau ingin mereka mendoakanmu. …tentu mereka menjadi
sholihah utama karena-Ku, karena aturan yang mereka ikuti haruslah
aturan-Ku.”
“Engkau ingin menyekolahkan anakmu di sekolah Islam, karena apa?……
prestige? …….. atau….mode? ….atau engkau tidak mau direpotkan
dengan mendidik Islam padanya? engkau juga harus belajar, engkau juga
harus bermoral Islami, engkau juga harus membaca Al Quran dan berusaha
mengkhatamkannya. ”
“Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tidak menebarkan pesonanya dengan
mengumbar aurat, kalau engkau sebagai ibunya jengah untuk menutup aurat?
Sementara engkau tahu Aku wajibkan itu untuk keselamatan dan kehormatan
umat-Ku.”
“Engkau bicara bibit, bebet, bobot untuk calon menantumu, seolah engkau
tidak percaya ayat 3 & 26 surat An Nuur dalam Al Quran-Ku. Percayalah
kalau anakmu adalah anak yang sholihah maka yang sepadanlah yang dia
akan dapatkan.”
“Engkau hanya mengandung, melahirkan dan menyusui anakmu. Aku yang
memiliki dia saja, Aku bebaskan dia dengan kehendaknya. Aku tetap
mencintainya, meskipun dia berpaling dari-Ku, bahkan ketika dia
melupakan-Ku. Aku tetap mencintainya. .. ”
“Anakmu adalah amanahmu, cucumu adalah amanah dari anakmu, berilah
kebebasan untuk melepaskan busur anak panahnya sendiri yang menjadi
amanahnya.”
Lantas…… aku malu…… dengan imajinasi do’a-ku sendiri….
Aku malu akan tuntutanku kepada-NYA.. …..
Astaghfirullah hal adziim.....Maafkan aku ya Alloh……
kisah dikirim oleh Robert Xu Jiantou
2 Jam 2 Kali Lipat
Kisah Kakak Beradik
"Ma, tolong transfer uang satu setengah juta ke rekening adikku Arif ya…!" ucap Didik kepada Feny istrinya melalui ponsel. "Buat apa, Pa?!" tanya Feny. "Pokoknya kamu kirim saja ke rekening dia lewat sms banking. Hitung-hitung berbagi rezeki. Sepertinya sudah lama kita gak bantu Arif sekeluarga" jelas Didik.
Didik yang sedang berada di atas mobilnya pagi itu tergerak untuk bersilaturahmi kepada Arif adiknya di kampung yang sudah lama tidak ia hubungi. Ingin sekali ia menelpon adiknya sekedar menanyakan kabar, namun ada sejumput rezeki yang ingin ia bagi kepada Arif yang menjadi seorang PNS di Semarang.
Tak lama menunggu, hand phone Didik berbunyi menandakan ada sms masuk dari istrinya mengabarkan bahwa dana Rp 1,5 juta telah ditransfer ke rekening Arif.
Didik membalas sms istrinya, lalu ia pun memutar telpon Arif untuk bersilaturahmi.
"Apa kabarmu, Dik?" tanya Didik kepada Arif. Perbincangan di menit-menit awal begitu akrab antara dua orang saudara kandung yang lama tidak bertemu sebab terpisah jarak. "Oh ya..., baru saja Feny istriku kirim dana satu setengah juta rupiah buat keponakan-keponakanku di Semarang. Silakan dicek apa sudah sampai?!" jelas Didik. "Subhanallah, Alhamdulillah! Terima kasih, Mas. Saya gak ngerti harus ngucap apa ya...?" sambut Arif. "Memangnya kenapa, Rif?" tanya Didik.
"Subhanallah... sudah beberapa hari ini saya bingung mau ngutang kemana untuk bayar sekolah Danu. Dia diterima di SMP Negeri, tapi uang pendaftarannya Rp 1.5 juta. Kemana-mana saya cari utangan, gak dapat-dapat. Tapi Alhamdulillah rupanya Allah gerakkan hati mas Didik padahal saya belum cerita tentang hal ini."
Dalam hati, Didik merasa kagum atas skenario Allah ini lalu ia menambahkan, "Sudahlah, itu rupanya sudah Allah atur. Mudah-mudahan dana itu berguna untuk pendidikan Danu!"
Pembicaraan kedua saudara itu berakhir dengan kalimat syukur dan terima kasih yang berulang-ulang dari Arif. Padahal, Didik pun turut bersyukur kepada Allah Swt Sang Maha Pengatur yang sudah menggerakkan hatinya dan Feny untuk mudah membantu keperluan Arif sekeluarga yang sedang dirundung masalah.
"Segala puji bagiMu, ya Allah!" gumam Didik
Hari itu Didik hendak memenuhi sebuah undangan rapat di kantor rekanan tentang proyek pipanisasi gas yang akan dibangun. Sebagai seorang pengusaha pemilik perusahaan Oil & Gas yang berkiprah belasan tahun, saran dan analisa Didik amat dibutuhkan.
Dalam rapat tersebut Didik mendapatkan porsi untuk menjelaskan hal-hal teknis yang pernah ia jumpai di lapangan dalam hal sedemikian. Semua statementnya dicatat oleh seluruh yang hadir di ruangan itu. Hampir 1 jam ia bicara, dan setelah ia memaparkan penjelasannya dan ditambah dengan sedikit diskusi Didik pun berpamitan untuk meninggalkan ruangan rapat karena ada acara yang harus ia hadiri.
Didik bergegas meninggalkan ruang rapat di kantor rekanannya itu. Terdengar oleh telinga Didik ada hak sepatu wanita di belakangnya yang berlari cepat seperti mengejar sesuatu. Benar saja, rupanya wanita itu kini sudah berada di sisi Didik. "Maaf pak Didik saya Amel.
Boleh saya minta tanda tangan pak Didik?!" "Tanda tangan untuk apa, Mel? " Didik bertanya. "Ini ada uang kehadiran rapat yang boss titipkan kepada saya untuk pak Didik" jelas Amel.
Didik pun menandatangani sebuah kwitansi berwarna hijau yang tertera nominalnya Rp 3 juta. Setelah kwitansi itu ditandatangani, maka Amel pun menyerahkan selembar amplop yang berisi cek senilai Rp. 3 juta.
Kini Didik sudah berada di atas mobilnya. Hatinya berbunga-bunga dan segera ia menelpon istrinya. "Ma..., ingat gak 2 jam lalu aku memintamu transfer satu setengah juta ke rekening Arif. Subhanallah, dalam tempo dua jam itu, Allah langsung membalas 2 kali lipat dari sedekah kita!!!"
Feny pun berkali-kali berucap hamdalah tanda syukur. Pagi itu Didik & Feny menyaksikan sebuah janji Allah yang nyata bahwa perniagaan di jalan Allah sedikit pun tidak mendatangkan kerugian, akan tetapi malah bertambah, bertambah dan bertambah!
Saya yakin Anda juga pernah merasakannya.
sumber : kaunee
"Ma, tolong transfer uang satu setengah juta ke rekening adikku Arif ya…!" ucap Didik kepada Feny istrinya melalui ponsel. "Buat apa, Pa?!" tanya Feny. "Pokoknya kamu kirim saja ke rekening dia lewat sms banking. Hitung-hitung berbagi rezeki. Sepertinya sudah lama kita gak bantu Arif sekeluarga" jelas Didik.
Didik yang sedang berada di atas mobilnya pagi itu tergerak untuk bersilaturahmi kepada Arif adiknya di kampung yang sudah lama tidak ia hubungi. Ingin sekali ia menelpon adiknya sekedar menanyakan kabar, namun ada sejumput rezeki yang ingin ia bagi kepada Arif yang menjadi seorang PNS di Semarang.
Tak lama menunggu, hand phone Didik berbunyi menandakan ada sms masuk dari istrinya mengabarkan bahwa dana Rp 1,5 juta telah ditransfer ke rekening Arif.
Didik membalas sms istrinya, lalu ia pun memutar telpon Arif untuk bersilaturahmi.
"Apa kabarmu, Dik?" tanya Didik kepada Arif. Perbincangan di menit-menit awal begitu akrab antara dua orang saudara kandung yang lama tidak bertemu sebab terpisah jarak. "Oh ya..., baru saja Feny istriku kirim dana satu setengah juta rupiah buat keponakan-keponakanku di Semarang. Silakan dicek apa sudah sampai?!" jelas Didik. "Subhanallah, Alhamdulillah! Terima kasih, Mas. Saya gak ngerti harus ngucap apa ya...?" sambut Arif. "Memangnya kenapa, Rif?" tanya Didik.
"Subhanallah... sudah beberapa hari ini saya bingung mau ngutang kemana untuk bayar sekolah Danu. Dia diterima di SMP Negeri, tapi uang pendaftarannya Rp 1.5 juta. Kemana-mana saya cari utangan, gak dapat-dapat. Tapi Alhamdulillah rupanya Allah gerakkan hati mas Didik padahal saya belum cerita tentang hal ini."
Dalam hati, Didik merasa kagum atas skenario Allah ini lalu ia menambahkan, "Sudahlah, itu rupanya sudah Allah atur. Mudah-mudahan dana itu berguna untuk pendidikan Danu!"
Pembicaraan kedua saudara itu berakhir dengan kalimat syukur dan terima kasih yang berulang-ulang dari Arif. Padahal, Didik pun turut bersyukur kepada Allah Swt Sang Maha Pengatur yang sudah menggerakkan hatinya dan Feny untuk mudah membantu keperluan Arif sekeluarga yang sedang dirundung masalah.
"Segala puji bagiMu, ya Allah!" gumam Didik
Hari itu Didik hendak memenuhi sebuah undangan rapat di kantor rekanan tentang proyek pipanisasi gas yang akan dibangun. Sebagai seorang pengusaha pemilik perusahaan Oil & Gas yang berkiprah belasan tahun, saran dan analisa Didik amat dibutuhkan.
Dalam rapat tersebut Didik mendapatkan porsi untuk menjelaskan hal-hal teknis yang pernah ia jumpai di lapangan dalam hal sedemikian. Semua statementnya dicatat oleh seluruh yang hadir di ruangan itu. Hampir 1 jam ia bicara, dan setelah ia memaparkan penjelasannya dan ditambah dengan sedikit diskusi Didik pun berpamitan untuk meninggalkan ruangan rapat karena ada acara yang harus ia hadiri.
Didik bergegas meninggalkan ruang rapat di kantor rekanannya itu. Terdengar oleh telinga Didik ada hak sepatu wanita di belakangnya yang berlari cepat seperti mengejar sesuatu. Benar saja, rupanya wanita itu kini sudah berada di sisi Didik. "Maaf pak Didik saya Amel.
Boleh saya minta tanda tangan pak Didik?!" "Tanda tangan untuk apa, Mel? " Didik bertanya. "Ini ada uang kehadiran rapat yang boss titipkan kepada saya untuk pak Didik" jelas Amel.
Didik pun menandatangani sebuah kwitansi berwarna hijau yang tertera nominalnya Rp 3 juta. Setelah kwitansi itu ditandatangani, maka Amel pun menyerahkan selembar amplop yang berisi cek senilai Rp. 3 juta.
Kini Didik sudah berada di atas mobilnya. Hatinya berbunga-bunga dan segera ia menelpon istrinya. "Ma..., ingat gak 2 jam lalu aku memintamu transfer satu setengah juta ke rekening Arif. Subhanallah, dalam tempo dua jam itu, Allah langsung membalas 2 kali lipat dari sedekah kita!!!"
Feny pun berkali-kali berucap hamdalah tanda syukur. Pagi itu Didik & Feny menyaksikan sebuah janji Allah yang nyata bahwa perniagaan di jalan Allah sedikit pun tidak mendatangkan kerugian, akan tetapi malah bertambah, bertambah dan bertambah!
Saya yakin Anda juga pernah merasakannya.
sumber : kaunee
Langganan:
Postingan (Atom)