Senin, 10 Mei 2010

Doa Seorang Ibu

Doa yang kupanjatkan ketika aku masih gadis:

“Ya Alloh beri aku calon suami yang baik, yang sholih. Beri aku suami

yang dapat kujadikan imam dalam keluargaku.”



Doa yang kupanjatkan ketika selesai menikah:

“Ya Alloh beri aku anak yang sholih dan sholihah, agar mereka dapat

mendoakanku ketika nanti aku mati dan menjadi salah satu amalanku

yang tidak pernah putus.”





Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku lahir:

“Ya Alloh beri aku kesempatan menyekolahkan mereka di sekolah Islami

yang baik meskipun mahal, beri aku rizki untuk itu ya Alloh….”



Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku sudah mulai sekolah:

“Ya Alloh….. jadikan dia murid yang baik sehingga dia dapat bermoral

Islami, agar dia bisa khatam Al Quran pada usia muda.”



Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku sudah beranjak remaja:

“Ya Alloh jadikan anakku bukan pengikut arus modernisasi yg mengkhawatirkanku.

Ya Alloh aku tidak ingin ia mengumbar auratnya, karena dia ibarat buah yang

sedang ranum.”



Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku menjadi dewasa:

“Ya Alloh entengkan jodohnya, berilah jodoh yang sholih pada mereka,

yang bibit, bebet, bobotnya baik dan sesuai setara dengan keluarga

kami.”



Doa yang kupanjatkan ketika anakku menikah:

“Ya Alloh jangan kau putuskan tali ibu & anak ini, aku takut kehilangan

perhatiannya dan takut kehilangan dia karena dia akan ikut suaminya.”



Doa yang kupanjatkan ketika anakku akan melahirkan:

“Ya Alloh mudah-mudahan cucuku lahir dengan selamat. Aku inginkan nama

pemberianku pada cucuku, karena aku ingin memanjangkan teritoria

wibawaku sebagai ibu dari ibunya cucuku.”







Ketika kupanjatkan doa-doa itu, aku membayangkan Alloh tersenyum

dan berkata….. :



“Engkau ingin suami yang baik dan sholih sudahkah engkau sendiri baik

dan sholihah?, Engkau ingin suamimu jadi imam, akankah engkau jadi makmum yang baik?”



“Engkau ingin anak yang sholihah, sudahkah itu ada padamu dan pada

suamimu. Jangan egois begitu…… .. masak engkau ingin anak yang sholihah

hanya karena engkau ingin mereka mendoakanmu. …tentu mereka menjadi

sholihah utama karena-Ku, karena aturan yang mereka ikuti haruslah

aturan-Ku.”



“Engkau ingin menyekolahkan anakmu di sekolah Islam, karena apa?……

prestige? …….. atau….mode? ….atau engkau tidak mau direpotkan

dengan mendidik Islam padanya? engkau juga harus belajar, engkau juga

harus bermoral Islami, engkau juga harus membaca Al Quran dan berusaha

mengkhatamkannya. ”



“Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tidak menebarkan pesonanya dengan

mengumbar aurat, kalau engkau sebagai ibunya jengah untuk menutup aurat?

Sementara engkau tahu Aku wajibkan itu untuk keselamatan dan kehormatan

umat-Ku.”



“Engkau bicara bibit, bebet, bobot untuk calon menantumu, seolah engkau

tidak percaya ayat 3 & 26 surat An Nuur dalam Al Quran-Ku. Percayalah

kalau anakmu adalah anak yang sholihah maka yang sepadanlah yang dia

akan dapatkan.”



“Engkau hanya mengandung, melahirkan dan menyusui anakmu. Aku yang

memiliki dia saja, Aku bebaskan dia dengan kehendaknya. Aku tetap

mencintainya, meskipun dia berpaling dari-Ku, bahkan ketika dia

melupakan-Ku. Aku tetap mencintainya. .. ”



“Anakmu adalah amanahmu, cucumu adalah amanah dari anakmu, berilah

kebebasan untuk melepaskan busur anak panahnya sendiri yang menjadi

amanahnya.”



Lantas…… aku malu…… dengan imajinasi do’a-ku sendiri….

Aku malu akan tuntutanku kepada-NYA.. …..



Astaghfirullah hal adziim.....Maafkan aku ya Alloh……



kisah dikirim oleh Robert Xu Jiantou

0 komentar: